Paroki Santo Yohanes Maria Vianey Halong

PANGGILAN MENJADI GEMBALA YANG BAIK DAN PINTU BERKAT

PANGGILAN MENJADI GEMBALA YANG BAIK DAN PINTU BERKAT

Kis 2:14a.36-41; 1Ptr 2:20b-25; Yoh 10:1-10

Hari Minggu Panggilan Sedunia

Minggu, 30 April 2023

RD. Novly Masriat

Yesus sangat pandai mengajar. Dia memiliki berbagai metode dalam memberikan pengajaran. Salah satu metode pengarajan Yesus adalah mengajar dengan menggunakan perumpamaan. Injil hari ini mengisahkan tentang Yesus yang mengumpamakan dirinya sebagai gembala dan pintu. Gembala menunjuk pada pempimpin yang menuntun domba-domba. Yesus adalah gembala, dan kita adalah domba-dombanya. Yesus adalah pintu bagi domba-domba. Dia menjadi jalan masuk untuk keselamatan. Hanya melalui Dia yang adalah pintu, kita bisa masuk dalam keselamatan. Metafora gembala dan pintu ini menunjukkan posisi strategis dari Yesus.

Dia adalah pemimpin dan saluran keselamatan. Dia adalah pemimpin yang melayani dengan kasih, familiar dengan domba-domba, mencintai domba-dombanya, mau menderita, dan menjadi pintu berkat serta keselamatan. Dia adalah gembala yang baik yang berbeda dengan gembala-gembala palsu/gembala-gembala yang jahat. Kadangkala, ada orang yang terlihat seperti gembala yang baik, tetapi bukan gembala yang baik, tetapi gembala yang jahat. Yesus, gembala yang baik menolong, meneguhkan, menguatkan dengan cinta, sedangkan gembala yang jahat itu licik, penuh kemunafikan, dan mengantar domba-domba pada jurang keputusasaan, penderitaan. 

Hari ini adalah hari Minggu Panggilan Sedunia ke-60. Paus Fransikus, dalam pesannya pada hari Minggu Panggilan sedunia ini mengingatkan kita bahwa Tuhan memanggil setiap orang Kristiani untuk menjadi berkat kasih. Sejak awal, Tuhan telah menentukan setiap pribadi manusia untuk hidup kudus dan penuh dengan kasih. Rahmat Tuhan ini perlu ditanggapi oleh setiap orang Kristiani. Dalam konteks injil hari ini, maka kita pun sebenarnya dipanggil Tuhan untuk menjadi gembala yang baik dan pintu keselamatan. Sejak semula, Tuhan menghendaki kita semua untuk menata diri seperti Yesus, gembala yang baik dan pintu keselamatan.

Kehendak Tuhan ini memerlukan tanggapan. Pertanyaannya, apakah kita mau menjawab ya terhadap panggilan Tuhan ini? Atau apakah kita mau menerima ramhat panggilan ini? Tentu, banyak orang Kristiani yang sudah menjawab ya dan mau menjawab panggilan Tuhan ini. Banyak orang Kristen, dengan segala tugas dan tanggungajwabnya, telah bersedia untuk tampil menjadi gembala yang baik, bukan menjadi gembala yang jahat. Banyak orang Kristen yang sudah menjadi gembala yang menyediakan pertolongan, kekuatan, penghiburan, rasa nyaman bagi orang lain. Namun, patut diakui bahwa tidak sedikit orang Kristen juga yang tidak bersedia menerima panggilan Tuhan untuk menjadi gembala yang baik dan pintu berkat bagi banyak orang. Tidak sedikit orang Kristen yang menjadi gembala yang jahat, yang penuh dengan kebohongan, kemunafikan, balas dendam, iri hati. Tidak sedikit orang Kristen yang masih menjadi pintu kehancuran bagi banyak orang. Kita dipanggil bukan untuk itu, tetapi untuk menjadi gembala yang baik dan pintu berkat seperti Yesus Kristus.

Ketika kita sungguh-sungguh telah menanggapi panggilan Tuhan untuk menjadi berkat kasih dan telah menunjukkan kasih itu secara konkret bagi banyak orang, maka kita sudah mengambil bagian dalam sebuah tugas pewartaan tentang kebaikan Tuhan. Orang yang bersedia menjadi sumber kasih, bersedia menjadi gembala yang baik, pintu berkat, maka dengan sendirinya sudah mewartakan tentang kasih Allah. Ketika kita sudah merasakan kasih Allah, kebaikan Yesus, gembala dan pintu yang baik, dan kemudian kita membagikan pengalaman kasih dan kebaikan itu secara konkret kepada orang lain, maka kita sementara mewartakan bahwa Tuhan itu baik. Oleh sebab itu, Tuhan yang sejak awal menghendaki kasih-Nya tinggal di dalam diri kita, juga harus kita wartakan dan sebarkan bagi banyak orang. Paus Fransiskus katakan dalam pesan pada hari Minggu Panggilan ini, bahwa, “tidak ada kebahagiaan dan pernyataan diri sepenuhnya jika kita tidak menawarkan kepada sesama kita kehidupan baru yang telah kita temukan”. 

Jadi, panggilan hidup orang Kristiani adalah panggilan dalam kebersamaan dengan orang lain. Kita memiliki panggilan hidup yang sama dan sederajat, dan dipanggil untuk hidup dalam komunitas. Kita mungkin memiliki tanggungajwab yang berbeda-beda, tetapi memiliki panggilan yang sama yaitu dipanggil untuk membagi kasih yang sama dari Tuhan. Di dalam Gereja, kita semua adalah pelayan, sesuai dengan keragaman panggilan, karisma, dan pelayanan kita, kata Paus Fransiskus dalam pesan Hari Minggu Panggilan sedunia. Apapun bentuknya kharisma kita, kita semua dipanggil untuk membawa kasih Allah dalam kebersamaan dengan orang lain. Amin. Dalam keberagaman peran dan tanggungjawab, kita semua memilki panggilan yang sama untuk menjadi gembala yang baik dan pintu berkat seperti Yesus Kristus. Amin. 

Bagikan...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *